Disukaimu aku tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan.
Karena kau hadir menghibur hati, hilangkan hampa dengan caramu yang mengelitik jiwa.
Menjadi seseorang yang paling kau pedulikan,
menjadi seseorang yang selalu kau cari kabarnya ketika sehari kau tak mendengar kabarku,
aku merasa sangat spesial.
Terima kasih..
Akupun menjadi seseorang yang selalu kau khawatirkan ketika aku harus berpergian sendiri,
Takut jika aku sakit dan hal buruk terjadi kepadaku.
Mungkin aku terlalu bahagia, ataupun telah terbiasa.
Walau aku tau ini tak sepenuhnya nyata, aku masih merasa mimpi.
Namun yang jelas, tak ada sapaan satu haripun, aku benci.
Terimakasih telah menyukaiku,
Menyukai segala kekuranganku, peduli akan keseharianku, menemani setiap hariku.
Terimakasih telah menyukaiku.
Ada beberapa kenangan kecil tentang kamu ketika aku kembali membaca puisi ini.
Sebegitu besarkah aku dicintaimu?
Atau sebegitu bahagianya kah aku dicintaimu?
Ataukah ini hanya perasaan bahagia sesaat?
Aku berharap kau tak pernah bosan padaku, lelah dengan tingkah laku ku.
Aku tak perlu lebih.
Yah.. aku tak perlu lebih dicintaimu. Aku cukup.
Namun jika aku boleh meminta, aku punya satu permintaan,
dan aku harap kau mau mengabulkannya.
Maukah kau membuka hatimu untuk yang lain saja?
Kita terlalu beda untuk menyatu.
Jarak sangat jauh memisahkan kita.
Tembok perbedaan terlalu tinggi menjulang, dan aku rasa aku tidak akan sanggup untuk menjangkaunya.
Pergilah perlahan, sebelum kita terlalu larut dalam perasaan..
Ini memang sulit untukku, dan kamu mungkin.
(cover)

No comments:
Post a Comment