Aku pikir aku sudah bisa melupakan segala tentangmu, terlebih kenangan-kenangan yang sesungguhnya sangat tidak ingin aku ingat itu. Aku pikir aku sudah bisa membuka hatiku untuk mulai menerima seseorang yang baru.Ternyata segalanya memang tak mudah. Cukup keras usahakuuntuk mematikan perasaan yang ternyata seribu kali lipat lebih keras. Pantas saja aku tak berhasil. Tak mudah mematikan perasaan kepada seseorang yang sebelumnya sudah kau jadikan segalanya. Semenjak hari itu, hingga hari ini, detik ini, kamu sudah menjadi bagian dalam hari-hariku, dalam hidupku. Perubahan yang begitu tiba-tiba membuatku sulit untuk menerima bahwa kita tak lagi bersama. Terkadang juga sulit untuk bernafas disaat aku tau jarak kita sudah sangat dekat, namun tak kunjung ada keberanian dan kesempatan untuk melihatmu, walau hati berkata sangat amat menginginkannya.
Semua yang pernah kita lakukan dan lalui bersama selama satu tahun itu aku tidak tau sekarang harus disikapi seperti apa. Ingin hati melupakan dan menyudahi semua, namun apa daya tak semudah itu bagiku untuk bisa terbiasa dengan itu semua karena semua itu yang pertama bagiku, mungkin tidak bagimu. Jadi sepertinya wajar jika aku belum bisa benar-benar melepaskan semua. Entah mengapa, sudah hampir dua tahun ingatan tentang kamu, tentang kita setiap hari tidak pernah absen lalu lalang dipikiranku, dan setiap hampir setiap malam aku juga mengirimkan doa untukmu. Sepertinya sudah terlalu lama, sampai terkadang aku berfikir sepertinya semua ini sudah diluar batas kewajaran. Betapa iginnya hati ini sama seperti orang-orang diluar sana yang dengan mudah bisa menemukan pengganti dalam jangka waktu beberapa bulan saja, bahkan minggu. Dan mengapa aku tidak bisa seperti itu ???
Hari-hari kulewati dengan banyak sekali pernyataan. Apakah kita memang sudah tidak mungkin untuk bersama kembali? Apakah hatimu sungguh sudah tidak memperdulikanku lagi? Apakah kau marah padaku hingga kau seperti sangat menghindariku? Apakah semua yang pernah kita lalui bersama itu hanya bualan dan kesenangan semata saja bagimu?? Kamu mengajariku banyak hal tentang cinta, kau mengarahkanku disaat aku sedang lelah untuk berjuang, aku beri semua yang bisa aku berikan kepadamu, begitupun kamu. Bagaimana aku bisa dengan mudah melupakan itu semua?
Namun sepertinya kamu bisa dengan mudah melupakan segalanya. Hidupmu terlihat sangat bahagia, tidak terbeban sedikitpun tentang hubungan kita ini. Mungkin kau sudah menemukan pelipur hatimu yang telah menghapus semua kenangan kita dulu dan seakan menganggap semua tidak pernah terjadi. Akupun disini sesungguhnya bukan tak menemukan pelipur hati. Aku temukan dia, namun ternyata dia hanya mampu menghiburku disaat kami bersama, karena setelahnya semua pikiran tentangmu itu kembali lagi. Pelipurku tak mampu menghapus kenangan kita dulu. Pelipurku sudah hampir menyerah, dan pada akhirnya aku akan benar-benar sendiri lagi.
Entah sampai kapan semua akan seperti ini. Inginku sesungguhnya hanya satu. Kita bertemu dan kamu jelaskan semuanya kepadaku. Kamu beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi hingga kau perlakukan aku yang tak bersalah sedingin ini, sesakit ini. Aku berjanji pada diriku sendiri aku akan kuat menunggu sampai saat itu tiba. Tidak perduli dalam keadaan apapun, aku akan terus menunggu bahkan sampai saatnya nanti akhir hayatku tiba. Aku bersumpah.
Pintaku saat ini sederhana, jaga dirimu baik-baik karena akan sangat mengkawatirkan untukku jika mengetahui kau dalam keadaan sulit, dan bahagialah selagi kau mampu untuk tersenyum dan menyuarakan tawa, walau alasan bahagiamu itu bukan aku.
Disini aku akan menunggu...
.jpg)
No comments:
Post a Comment