Inikah Rasanya Perbedaan?



Perbedaan. 
Mengapa selalu satu kata itu menjadi alasan yang sangat kuat dan sering menjadikan sebuah hubungan berakhir? Bahkan hubungan yang telah bertahun-tahun dibangun bisa dengan cepatnya berakhir jika kata itu yang menjadi permasalahannya. Pejuang cinta yang hebat sekalipun akan segera gugur di "medan perang" jika kata itu yang menjadi lawannya. Hahaa.. dulu aku merasa hal tersebut sangat lucu. Karena sesungguhnya sebelum memulai hubungan, penghalang yang disebut orang-orang sebagai perbedaan itu sudah ada dan terlihat jelas. Namun ya memang mereka yang keras kepala untuk tetap melanjutkan hal yang sudah pasti tidak akan ada ujungnya.

Yapp.. aku berbicara tentang sebuah perbedaan yang sudah pasti sangat krusial. Perbedaan Agama, perbedaan keyakinan. Klise sekali bukan? Alasan ini selalu menghancurkan hati dan harapan para pencinta sejati. Membatasi perasaan cinta seseorang yang mungkin sudah lama dinantikannya namun harus segera berakhir karena banyak yang menentang, termasuk aku sendiri didalamnya. Aku selalu berusaha membatasi jarak cinta baik itu sahabatku ataupun saudaraku untuk tidak menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda keyakinan dengannya. Karena sampai saat ini aku tidak akan pernah setuju dengan seseorang yang memilih berpindah keyakinan hanya demi menjalani hubungan dengan orang lain. Tak baik menurutku, karena aku berfikir begini "keyakinan <Tuhan>nya saja dia tinggalkan demi seorang manusia yang belum tentu jodohnya, berarti hal tersebut tidak menutup kemungkinan dia akan meninggalkan manusia itu demi orang lain juga nantinya". Yaaa.. begitulah caraku berfikir. Dulu..

Aku selalu berusaha untuk menjaga diri dan hatiku untuk tidak ikut dalam drama percintaan berbeda agama itu, dan itu sungguh sangat tidak mudah. Karena banyak cinta yang datang, membuatku nyaman, namun dia menyertakan perbedaan agama dibelakangnya. Hingga saat itupun tiba.. saat dimana usiaku sudah cukup dewasa dan hatiku sedang hampa karena yang kuanggap cinta terakhirku pergi dengan tiba-tiba tanpa sebab dan alasan yang jelas, dia datang. Dia yang memberikan tawa, dia yang memberikan kenyamanan, dan dia yang membuat hatiku kembali bergetar, tidurku terkadang tak tenang, karena memikirkan dia. Dia yang berbeda.. berbeda keyakinana denganku, dan seketika pikiranku bertanya "inikah rasanya perbedaan?"

Dia mengatakan semuanya kepadaku. Dia sampaikan alasan ketertarikannya kepadaku, dia tau hatiku belum sepenuhnya lepas dari mantan kekasihku, dan dia tau kalau aku sangat sulit dan mungkin tidak akan mungkin menerimanya karena satu perbedaan itu. Namun dia tetap bertahan, dia tetap percaya bahwa semuanya mungkin suatu saat nanti. Jujur, semenjak mantan kekasihku itu pergi hati ini sangat sulit untuk bisa menerima orang lain didalamnya. Entah sudah berapa pria yang mendekat namun semua tidak bisa membuatku tertarik. Hanya dia.. yaa hanya dia yang membuatku kembali memiliki rasa ketertarikan terhadap seorang pria. Namun kenapa harus berbeda agama??? Pertanyaan itu selalu aku lontarkan dalam setiap doa-doa ku untuknya. 

Aku merasakannya sekarang. Aku merasakan apa yang mereka rasakan saat memperjuangkan cinta beda agamanya, walau mungkin belum sedalam mereka namun ini cukup mengganggu hari dan hatiku. Pikiranku selalu berusaha kualihkan darinya, namun selalu gagal dan malah semakin kuat perasaan ini untuknya. Aku tidak tau apa maksud Tuhan dari semua ini. Aku memang meminta didalam doaku untuk Tuhan pertemukan aku dengan seseorang yang bisa kembali mengisi kekosongan hatiku. Namun mengapa yang berbeda keyakinan?? Aku tidak tau harus seperti apa menyikapi semua perasaan ini. 

Dia orang yang taat dalam agamanya, dan akupun begitu. Disini aku sadar bahwa "jika sudah cinta, kau bisa apa?". Kau bisa memilih ingin jatuh cinta kepada siapa, namun kau tidak bisa memilih kepada siapa akhirnya hatimu akan jatuh. Dan disaat semua itu sudah terjadi kau hanya bisa pasrah, karena hati bukan mainan yang bisa dengan mudahnya kau abaikan begitu saja. Semakin kau berusaha untuk tidak memperdulikannya, disaat itu juga perasaanmu akan semakin kuat mengganggu pikiranmu. Setidaknya itu yang kurasakan saat ini.. 

Entah sampai kapan hal ini akan berlangsung. Aku hanya berharap sesegera mungkin kutemukan lagi pengganti mreka yang telah merusak hatiku ini, dan itu akan segera menjadi hubungan yang lebih serius. Karena aku tidak ingin jatuh dalam cinta yang menyakitkan <lagi>


Menjadi Hujan..



Orang-orang dewasa itu aneh. Mereka bilang menyukai hujan tapi selalu berlindung dibalik payung, berlindung dibawah atap, bahkan beberapa dari mereka memaki karena hujan membuat baju mereka basah.

Mereka tidak benar benar menyukai, hanya mulutnya saja, tindakannya tidak.
Mereka hanya mencari sensasi atau sedang menjual romantisme.
Nyatanya mereka menyesali hujan yang tak kunjung reda.
Mendinginkan udara sekitar dan membuat jemurannya tak kunjung kering.

Sayang cintanya hanya sebatas kata, sayang katanya hanya sebatas kalimat status di media sosialnya.
Hanya menjadi foto untuk mendukung kesenduannya.
Aku rasa kita tidak akan mengerti hujan, kecuali menjadi hujan itu sendiri.

Bagaimana bila sesekali kita mendengar kata seseorang bahwa mereka menyukai kita padahal dibelakang itu semua mereka tidak demikian?
Manusia banyak yang seperti itu, manusia telah terlatih untuk berpura-pura dihadapan orang lain.
Memanipulasi sikapnya, dan menyaring kata-katanya menjadi manis, meski tidak dalam hati dan pikirannya.

Dan, kita akan belajar menjadi hujan.
Bahwa ia akan turun dan ia tidak akan peduli dengan banyak orang yang menyesali kehadirannya.
Hujan akan tetap turun untuk ia yang membutuhkannya, untuk orang-orang yang merindukan kedatangannya, untuk tanaman dan hewan yang membutuhkannya.

Tidak perlu menghabiskan pikiran dan hati kita hanya untuk memikirkan orang-orang yang tidak menyukai kita. Lebih baik kita curahkan hati dan pikiran kita untuk orang-orang yang menghargai keberadaan kita, untuk orang-orang yang mencintai dan menunggu kita.
Meski jumlahnya mungkin tidak begitu banyak, tapi itu akan membuat kita jauh lebih bahagia.
Dan kamu tidak perlu bersusah payah untuk mebuat hidupmu bahagia, karena sungguh akan selalu ada orang yang tidak menyukaimu, dan kamu tidak perlu memikirkan hal yang demikian.

Hujan akan tetap turun meski dia dibenci, karena ia datang bukan untuk mereka. Ia datang untuk orang-orang yang merindukan dan mencintainya.
Hidup kita seperti demikian.

Hari ini aku akan menjadi hujan, biar aku jatuh dihatimu dan kamu tidak bisa menghindarinya..

--------------------suara cerita-------------------

Pasti, Akan Ada !!


Pasti ada orang yang mampu menerimamu seburuk apapun masa lalu yang kamu miliki.
Orang yang bisa dengan lapang meerima masa lalu itu, dan menenangkanmu dengan kata-katanya bahwa itu tidak masalah baginya.
Karena dia melihatmu hari ini, dan mengajakmu ke masa depan.

Pasti ada orang yang bisa menerima sengenap kekuranganmu ketika kamu sibuk menutupinya.
Dia akan tersenyum dan mengatakan kepadamu untuk menjadi dirimu sendiri saja.
Apa adanya kamu.

Akan ada orang yang rela memberi sengenap perhatian hidupnya hanya untukmu,
meski kamu pada dasarnya bukan siapa siapa.
Dia ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu diatas.

Apa ada orang yang bisa menerimamu??
Jawabannya, Ada! Akan Ada dan Pasti Ada !

Orang yang bisa menerimamu sedemikian rupa, kamu akan menemukannya hanya jika kamu berani mengungkap dengan jujur tentang siapa dirimu, 
Bagaimana masa lalumu, dan apa saja ketakutanmu.

Kau akan menemukannya saat kau berani jujur tentang dirimu sendiri..

---------------------------suara cerita-------------------------

Sayap Sayap Patah



“…pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…”

“…kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang”

“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…”

“Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan”

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…”

“Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang”

“Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya”

“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian… Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…, di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan… sekecup ciuman”

"Wahai langit tanyakan padanya, mengapa dia menciptakan sekeping hati ini, begitu rapuh dan mudah terluka saat dihadapkan dengan duri-duri cinta. Begitu kuat dan kokoh, saat berselimut cinta dan asa. Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu didalam hati ini, mengisi kekosongan didalamnya, menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih, menimbulkan segudang tanya, menghimpun berjuta asa, memberikan semangat, juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira. Mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam relung jiwa, menghimpit bayangan, tak berdaya melawan gejolak yang menerpa.
Wahai ilalang, pernahkah kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini? Mengapa kau hanya diam. Katakan padaku sebuah kata yang bisa meredam gejolak hati ini, sebagai pengobat tuk rasa sakit yang tak terkendali."

"Desiran angin membuat berisik dirimu, seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku, aku tak tau apa maksudmu, hanya menduga. Bisikanmu mengatakan ada seseorang dibalik bukit sana menunggumu dengan setia, menghargai apa arti cinta, hati yang terjatuh dan terluka, merobek malam menoreh seribu duka, kukepakan sayap-sayap patah ku mengikuti angin yang berlalu menancapkan rindu disudut hati yang beku, dia retak hancur bagai serpihan cermin, berserakan sebelum hilang diterpa angin. Sambil terduduk lemah ku coba kembali mengais sisa hati bercampur baur dengan debu, ingin ku rengkuh, ku gapai kepingan hati hanya bayangan yang kudapat. Ia menghilang saat matahari turun dari peraduannya, tak sanggup ku kepakan kembali sayap ini, ia telah patah tertusuk duri-duri yang tajam, hanya bisa meratap, meringis, mencoba menggapai sebuah pegangan.

-----------------By : Kahlil Gibran---------------

Tentang Rasa Sakit



Dan seorang wanita berkata, Bicaralah tentang rasa sakit.
Dan ia berkata:
Rasa sakitmu adalah pecahnya cangkang yang membungkus pemahamanmu.
Bahkan ketika buah batu harus pecah, hatinya harus berdiri dibawah sinar matahari, saat itulah kau akan tahu
tentang rasa sakit.
Dan kau dapat membiarkan hatimu dalam pengembaraan keajaiban kehidupanmu, rasa sakitmu tidak akan lebih aneh dari pada kebahagiaanmu.
Dan aku dapat menerima musim-musim dalam hatimu, bahkan ketika kau diterima musim musim yang melewati
ladang ladangmu.

Dan kau akan melihat kepedihan melalui musim dingin kesengsaraanmu.
Dan kebanyakan rasa sakit kau pilih sendiri.
Itu adalah racun paling pahit untuk mengurangi rasa sakitmu.
Percayalah pada tabib, dan minumlah obatnya dalam kesunyian dan kelelahan.
Karena tangannya, walau kasar dan berat, ditunjukkan oleh tangan lembut yang tak tampak.
Dan cangkir yang ia bawa, walau membakar bibirmu, telah dihias oleh air mata keramat-Nya

---------------By: Kahlil Gibran--------------

Kisahku..


Dengarkan kisahku…
Dengarkan tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku,
karena belas kasihan menyebabkan kelemahan,
padahal aku masih tegar dalam penderitaanku…
Jika kita mencintai, cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita,
Jika kita bergembira, kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam hidup itu sendiri.
Jika kita menderita, kesakitan kita tidak terletak pada luka kita,tapi dalam hati nurani alam.

Jangan kau anggap bahwa cinta itu datang karena pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus
Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi

Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa
dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahasia; ia hanya dapat dipahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan;
dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya ia
menghilang bagai segumpal wap.

---------------by: Kahlil Gibran------------- 

Ayah Aku Mohon Maaf


Dan pohon kemuning akan segera kutanam
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu

Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan

Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkatdengan senyum dan ikhlas 
aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu

Ayah aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud yang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana

Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnya aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku

Air hujan mengguyur sekujur kebumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal

Ayah aku mohon maaf atas keluputanku
yang aku sengaja maupun tak sengaja
Tolong pandangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta.. 

(by: Ebid G Ade)

Detik Ini



Aku sedang mengingatmu,
Mengingat apa yang terjadi diantara kita dulu.
Diantara lampu-lampu kota yang hampir redup dan angin yang enggan untuk berhembus.

Aku sedang mengingatmu,
Mengingat tanganku yang menjabat tanganmu dulu
Lalu kita berkenalan untuk pertama kalinya dan kita bermain layaknya remaja yang polos dan bebas

Aku sedang mengingatmu,
Mengingat kita yang mungkin akan jatuh jadi hujan.. 9761

Disukaimu, Aku Berterima Kasih..



Disukaimu aku tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan.
Karena kau hadir menghibur hati, hilangkan hampa dengan caramu yang mengelitik jiwa.
Menjadi seseorang yang paling kau pedulikan, 
menjadi seseorang yang selalu kau cari kabarnya ketika sehari kau tak mendengar kabarku,
aku merasa sangat spesial. 
Terima kasih..

Akupun menjadi seseorang yang selalu kau khawatirkan ketika aku harus berpergian sendiri,
Takut jika aku sakit dan hal buruk terjadi kepadaku.

Mungkin aku terlalu bahagia, ataupun telah terbiasa.
Walau aku tau ini tak sepenuhnya nyata, aku masih merasa mimpi.
Namun yang jelas, tak ada sapaan satu haripun, aku benci.

Terimakasih telah menyukaiku,
Menyukai segala kekuranganku, peduli akan keseharianku, menemani setiap hariku.

Terimakasih telah menyukaiku.
Ada beberapa kenangan kecil tentang kamu ketika aku kembali membaca puisi ini.
Sebegitu besarkah aku dicintaimu?
Atau sebegitu bahagianya kah aku dicintaimu?
Ataukah ini hanya perasaan bahagia sesaat?

Aku berharap kau tak pernah bosan padaku, lelah dengan tingkah laku ku.
Aku tak perlu lebih. 
Yah.. aku tak perlu lebih dicintaimu. Aku cukup.

Namun jika aku boleh meminta, aku punya satu permintaan,
dan aku harap kau mau mengabulkannya.
Maukah kau membuka hatimu untuk yang lain saja?
Kita terlalu beda untuk menyatu.
Jarak sangat jauh memisahkan kita.
Tembok perbedaan terlalu tinggi menjulang, dan aku rasa aku tidak akan sanggup untuk menjangkaunya.

Pergilah perlahan, sebelum kita terlalu larut dalam perasaan..
Ini memang sulit untukku, dan kamu mungkin.

(cover)

Disini Aku Akan Menunggu..


Aku pikir aku sudah bisa melupakan segala tentangmu, terlebih kenangan-kenangan yang sesungguhnya sangat tidak ingin aku ingat itu. Aku pikir aku sudah bisa membuka hatiku untuk mulai menerima seseorang yang baru.Ternyata segalanya memang tak mudah. Cukup keras usahakuuntuk mematikan perasaan yang ternyata seribu kali lipat lebih keras. Pantas saja aku tak berhasil. Tak mudah mematikan perasaan kepada seseorang yang sebelumnya sudah kau jadikan segalanya. Semenjak hari itu, hingga hari ini, detik ini, kamu sudah menjadi bagian dalam hari-hariku, dalam hidupku. Perubahan yang begitu tiba-tiba membuatku sulit untuk menerima bahwa kita tak lagi bersama. Terkadang juga sulit untuk bernafas disaat aku tau jarak kita sudah sangat dekat, namun tak kunjung ada keberanian dan kesempatan untuk melihatmu, walau hati berkata sangat amat menginginkannya.

Semua yang pernah kita lakukan dan lalui bersama selama satu tahun itu aku tidak tau sekarang harus disikapi seperti apa. Ingin hati melupakan dan menyudahi semua, namun apa daya tak semudah itu bagiku untuk bisa terbiasa dengan itu semua karena semua itu yang pertama bagiku, mungkin tidak bagimu. Jadi sepertinya wajar jika aku belum bisa benar-benar melepaskan semua. Entah mengapa, sudah hampir dua tahun ingatan tentang kamu, tentang kita setiap hari tidak pernah absen lalu lalang dipikiranku, dan setiap hampir setiap malam aku juga mengirimkan doa untukmu. Sepertinya sudah terlalu lama, sampai terkadang aku berfikir sepertinya semua ini sudah diluar batas kewajaran. Betapa iginnya hati ini sama seperti orang-orang diluar sana yang dengan mudah bisa menemukan pengganti dalam jangka waktu beberapa bulan saja, bahkan minggu. Dan mengapa aku tidak bisa seperti itu ???

Hari-hari kulewati dengan banyak sekali pernyataan. Apakah kita memang sudah tidak mungkin untuk bersama kembali? Apakah hatimu sungguh sudah tidak memperdulikanku lagi? Apakah kau marah padaku hingga kau seperti sangat menghindariku? Apakah semua yang pernah kita lalui bersama itu hanya bualan dan kesenangan semata saja bagimu?? Kamu mengajariku banyak hal tentang cinta, kau mengarahkanku disaat aku sedang lelah untuk berjuang, aku beri semua yang bisa aku berikan kepadamu, begitupun kamu. Bagaimana aku bisa dengan mudah melupakan itu semua?

Namun sepertinya kamu bisa dengan mudah melupakan segalanya. Hidupmu terlihat sangat bahagia, tidak terbeban sedikitpun tentang hubungan kita ini. Mungkin kau sudah menemukan pelipur hatimu yang telah menghapus semua kenangan kita dulu dan seakan menganggap semua tidak pernah terjadi. Akupun disini sesungguhnya bukan tak menemukan pelipur hati. Aku temukan dia, namun ternyata dia hanya mampu menghiburku disaat kami bersama, karena setelahnya semua pikiran tentangmu itu kembali lagi. Pelipurku tak mampu menghapus kenangan kita dulu. Pelipurku sudah hampir menyerah, dan pada akhirnya aku akan benar-benar sendiri lagi.

Entah sampai kapan semua akan seperti ini. Inginku sesungguhnya hanya satu. Kita bertemu dan kamu jelaskan semuanya kepadaku. Kamu beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi hingga kau perlakukan aku yang tak bersalah sedingin ini, sesakit ini. Aku berjanji pada diriku sendiri aku akan kuat menunggu sampai saat itu tiba. Tidak perduli dalam keadaan apapun, aku akan terus menunggu bahkan sampai saatnya nanti akhir hayatku tiba. Aku bersumpah.

Pintaku saat ini sederhana, jaga dirimu baik-baik karena akan sangat mengkawatirkan untukku jika mengetahui kau dalam keadaan sulit, dan bahagialah selagi kau mampu untuk tersenyum dan menyuarakan tawa, walau alasan bahagiamu itu bukan aku.

Disini aku akan menunggu...

Bertahan Dalam Luka


Bukankah kita saling melengkapi?
Aku bagian dari sungguh, sementara kau hanya singgah.
Sudahlah, sepertinya kau dan aku berbeda dimata kesungguhan
Aku merapihkan kenangan kita ketika kau pergi;
kusisakan sedikit untuk sebuah harapan jika suatu saat nanti kau kembali
Ketika kau sibuk mencari celah untuk pergi, aku sedang sibuk merapihkan janji-janjimu.
Kuhias untuk cinderamata jika saatnya tiba kau benar-benar telah pergi nanti.

Untuk kamu yang bertahan dalam setia walau terus ditoreh luka;
percayalah kelak balasan manis akan tiba...

Bolehkah ?




Matamu keruh, bolehkah aku menjernihkannya?
Senyummu masam, bolehkah aku memaniskannya?
Semangatmu habis, bolehkah aku memberikannya?
Harapanmu hilang, bolehkah aku mencarinya?

Karena kau seakan sudah lelah dengan duniamu
Aku selalu siap bahkan menjadi bonekamu
Berharap melihat harapanmu yang baru hadir bersamaku, aku siap
Karena itu yang aku bisa, semoga nanti menjadi yang kita bisa

Jika tidak bisa, aku ingin seseorang yang sama sepertimu
Aku tau itu salah, karena tidak ada orang yang senang jika disamakan
Karena itu, kau sajalah.
Apa kau mau?

Meski aku tak pernah kau lihat sekarang
Tapi setidaknya dalam sedetik waktuku saja
aku akan bersama dalam setiap kebersamaan waktumu

Tersenyumlah selalu dan jaga dirimu dengan sangat baik
Karena akan sangat mengkawatirkan bagiku jika kau dalam keadaan sulit
Karena aku hanya bisa menjaga dan memelukmu dari doa
Karena aku mengasihimu...


(covered by epe)

Rasa Yang Perlahan Tumbuh Untuk Mati

Kita bertemu. Kita bertemu lagi setelah sekian lama kita tidak pernah bertatap muka, bahkan berkomunikasi. Sesungguhnya terpikir tentangmu dan bahkan terlintas namamu di ingatanku pun tidak sama sekali. Sudah hampir 4 tahun, dan dulu pun kita tidak begitu dekat. Maka ku kira wajar sampai saat ini aku masih menggantungkan banyak pertanyaan dipikiranku.

Entah ini yang namanya dipertemukan oleh Tuhan, atau hanya kebetulan saja. Tapi bukankan semua yang terjadi di dunia ini adalah rancangan Tuhan? hhh... kalau begitu anggap saja  memang iya, benar kita dipertemukan kembali oleh Tuhan, di saat yang menurutku tepat. Aku yang sedang membutuhkan seseorang dan kau yang sedang sendiri. Kau hadir dengan ketiba-tibaanmu, memberikan kembali warna dalam hari-hariku, mengembalikan semangat hidup yang hampir redup ditelan masa sulitku itu. Semua terasa sangat menyenangkan, aku mampu mengistirahatkan sejenak pikiranku dari ingatan-ingatan masa lalu yang menyiksa.

Hari demi hari berlalu, komunikasi terus berlanjut, kita semakin akrab walau dulu berbicara pun kita hampir tidak pernah. Hanya bertemu di waktu pelajaran tambahan di luar sekolah. Entah apa yang membuat kita seperti sudah sangat mengenal satu sama lain, seperti begitu dekat sebelumnya, dan itu membuatku nyaman. Sampai pada akhirnya kita bertemu di kota yang kata orang menyimpan begitu banyak sisi romantisnya. Dan sepertinya perkataan orang-orang itu benar, aku bahagia disana, mungkin salah satunya karena dia.

Pertemuan itu menyisahkan kenangan yang begitu manis. Karena hal yang aku dambakan sejak lama untuk bisa aku lakukan semua ku wujudkan disana, dengannya disisiku. Kembang api yang indah di awal pergantian tahun, pasar malam yang begitu ramai, duduk diam menikmati malam dan lampu warna warna, semuanya. Semua hal yang begitu ingin aku lakukan terwujud disana bersama dia. Sesungguhnya saat itu aku tak bertanya-tanya lagi mengapa dia yang ada disisiku. Karena sebelumnya dia sudah mengatakan kalau dia menyukai ku. Dan disaat aku tau itu seperti ada yang mengganggu dihati ini, namun ku abaikan saja.

Dia begitu gigih bertahan untuk tetap menyukaiku, walau aku sudah dengan jelas mengatakan kalau semua tidak akan ada gunanya. Jelas tidak ada, karena perbedaan yang ada di atara kami begitu kokoh memisahkan. Alasan klise. perbedaan Agama!

Aku berusaha untuk menahan diri, menahan perasaanku. Dia selalu menunggu sampai aku mengatakan suka kepadanya. Namun aku telah berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak akan pernah mengatakan hal tersebut, walau sesungguhnya aku akui menahan perasaan itu sangat sangat tidak enak. Namun aku harus melakukannya, agar tidak ada yang semakin terluka jika hubungan ini semakin berlanjut. 

Entah apa tujuan Tuhan mempertemukan kami. Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya apakah ini jawaban yang Tuhan beri dari doaku yang meminta pelipur hati dari luka masa laluku itu? Namun kenapa harus dia? Kenapa harus yang "berbeda" ? 
Hatiku gelisah, sepertinya rasa ini perlahan tumbuh, tumbuh untuk kemudian mati, dan aku pun tau itu akan lebih menyakitiku di kemudian hari. 
Namun ada sedikit kelegaan dihatiku karena saat ini kita sudah mulai untuk tidak berkomunikasi, walau sejujurnya aku rindu namun tak masalah, mungkin ini baik untuk kita.

Aku hanya ingin jujur, aku menyayangimu namun aku tak bisa lebih. 
dan terima kasih untuk hadirmu yang telah mampu membawa harapan baru bagiku, walau mungkin harapan itu pada akhirnya tidak bersamamu..

DUA BEDA SATU CINTA



Aku dan Kamu dua beda yang berkeras menyatu,
dengan satu alasan saja yang kita percayai sebagai cinta

Aku menyiapkan sajadahmu,
sementara kau merapihkan baju gerejaku.
Berangkat kita dengan niat yang sama, tujuan yang berbeda.
Ke barat arah sujudmu, ke altar kuarahkan hadapku.

Dua iman dengan satu permohonan, sirnakan beda yang menjeda.
Tidak, tidak.. aku dan kamu tidak akan pernah mengeluh atau mengecam Tuhan.
Bukankah Iya yang menjadikanmu bagiku?
dan menjadikanku bagimu?
Tuhan tak bicara atas nama beda.
Aku dan kamu pun tidak.

Ya.. kamu telah menjadikanku aku, sebagaimana aku menjadikanmu kamu.
Kita, kita adalah dua beda.
Dua beda dengan satu sama.
Satu sama, yaitu Cinta. 
(by: nn)

SILUET DARI TAMAN SARI - JOGJA





Aku mengartikan siluet sebagai gambaran diri manusia yang sebenarnya.
Setiap manusia pasti mempunyai sisi gelap dalam hidup, dibalik binar kecantikan dan ketampanannya masing-masing.
Sisi gelapnya terlihat ditengah indahnya langit biru dan pancaran sinar semesta.
Namun sekalipun hitam, tetaplah berusaha untuk membuatnya terlihat menarik, terlihat indah.
Terimakasih jogja.. Kau berikan aku kenangan gambar indah ini.
Semoga bertemu kembali dilain kesempatan.. 

(Taman Sari - Jogja - 02-01-2015)



BAPAK

Bapak adalah laki-laki paling khawatir saat anak perempuannya jatuh cinta
Ketika usia anaknya bertambah menjadi kepala dua,
bukan kepalang beliau siang malam memikirkan segala kemungkinan.
Lelaki seperti apa yang akan anak perempuannya nanti ceritakan.
Cerita yang mau tak mau seperti petir dilautan siang siang.
Kekhawatirannya itu tidak berlebihan,
sebab sepanjang pengetahuannya tidak ada laki-laki yang baik di dunia ini kecuali dirinya sendiri.
Haha.. untuk kali ini bapak boleh menyombongkan dirinya, karena kenyataannya memang begitu.
Tidak ada laki-laki yang cintanya paling aman selain bapak.
Ibu sendiri mengakuinya.
Bapak adalah laki-laki yang paling takut anak perempuannya jatuh cinta.
laki-laki mau sebaik apapun, tetaplah brengsek baginya.
Berani berani membuat anaknya jatuh, cinta pula..
Sudah dibuat jatuh, dibuat cinta pula.
Benar-benar tidak masuk akal.
Malam itu ketika anak perempuannya dikira terlelap,
bapak berbicara kepada Ibu diruang tamu.
Mereka mendiskusikan tentang segala kemungkinan yang terjadi bila anak perempuannya diambil orang.
Tentang sepinya rumah ini, tentang masa tua, tentang hidup berumah tangga.
Ku kira bapak berlebihan.
Tetapi warna suaranya menunjukkan kepedulian yang sangat mendalam.
Aku yang sedari tadi pura-pura tidur mendengarkan.
Semoga aku bertemu dengan laki-laki yang lebih bijaksana dari bapak.
Karena aku membutuhkan kebijaksanaannya untuk memintanya tidak meninggalkan orang tuaku sendirian.
Ku harap ada yang mengaminkan.